Sabtu, 25 Februari 2012

Historis Psikologi Abnormal


Psikologi abnormal membagi 2 kriteria berdasarkan perhitungan Kuantitatif dan kualitatif : 

Kuantitatif
Dari segi kuantitatif, individu yang berada pada wilayah normal adalah 2/3 dari populasi yang ada. Sementara 1/3 populasi yang condong mengarah ke arah kiri termasuk dalam kategori abnormal inferior dan yang mengarah ke arah kanan termasuk dalam kategori abnormal superior.

Kualitatif
Dari segi kualitatif, setiap individu memilik daya integrasi ( kognitif, afektif, dan psikomotorik ), namun pada pribadi-pribadi yang mengalami abnormal, mereka akan memiliki simptom-simptom atau keluhan yang membuatnya melebih-lebihkan sesuatu hal untuk melepaskan/ lari dari tanggung jawab sosialnya.

Kriteria Psikoanalisa
Tingkat kesadaran seseorang bisa mempengaruhi tingkah lakunya. Jika seseorang sering melakukan repres/ menahan sesuatu yang dirasakannya dalam alam bawah sadar membuat dirinya menjadi tidak dapat mengeluarkan/ bertingkah laku yang sebenarnya, dan lama kelamaan hal itu membuat dirinya bisa menjadi pribadi yang abnormal yang di awali dengan hambatan-hambatan psikologis.

Perkembangan Psikoseksual
Individu akan mengalami tahap perkembangan di dalam hidupnya, pada psikoanalisis ini, individu akan melalui beberapa tahap perkembangan, yaitu : tahap oral (mulut), anal (anus), phalic (alat kelamin), laten (istirahat seksual), genital (minat seksual/lawan jenis). Jika individu mengalami fiksasi atau ada tahap yang terlewati dan kurang puas. Individu bisa mengalami gangguan psikologis, namun lebih ke arah gangguan seksual.

Determinasi sosial-kultural
Tempat dimana individu di lahirkan dan individu tinggal dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut ( culture bone system)

Defense mechanism
Dalam teori psikoanalisa defense mechanism dilakukan jika individu tidak dapat mengatasi sesuatu hal yang dihadapi individu yang kurang diinginkan yang dapat menimbulkan konflik baik dengan diri sendiri ataupun orang lain. Defense mechanism bisa berhasil dan tidak berhasil untuk mengatasi konflik yang di alami individu, namun jika terlalu keseringan di gunakan, defense tersebut menjadi tidak efektif lagi dan membuat individu ketergantungan. Sehingga saat individu sering melakukan defense, individu tidak dapat menanganin konfliknya tetapi akan menjadi frustasi. Termasuk juga, jika seorang individu mengalami ketidak seimbangan antara id, ego, dan superego. Individu tersebut akan mengalami gangguan karena ego sudah tidak bisa lagi memutuskan yang seharusnya.

Kriteria Perilaku Abnormal
1. Infrequency dan Abnormality ( the statistical definition )
- Adanya delusi/waham dan halusinasi.
Delusi/waham : kepercayaan terhadap yang tidak tepat, kesalahan persepsi tentang penilaian diri, dan tidak dapat di koreksi.
Halusinasi : kesalahan persepsi terkait proses penginderaan/ kesalahan penginderaan.
- Frustasi : tidak bisa mencapai tujuan hidupnya
- Stres : kegagalan dalam menangani frustasi
- Depresi : mengalami stres yang berkepanjangan

2. Feeling Discomfort as Abnormality ( the experiental definition )
- merasakan cemas berlebih, sedih mendalam, depresi.
- bunuh diri : commit suicide -> adanya perencanaan untuk melakukan bunuh diri ( belum terlaksana )
suicide -> individu berhasil melakukan bunuh diri

KRITERIA ABNORMAL 
1. Aspek Biologis
Ketidakseimbangan zat-zat biokemis di dalam sistem syaraf . Berfungsi untuk melancarkan proses sinapsis. Ada tidak adanya zat biokemis ini yang dapat menyebabkan munculnya gangguan abnormalitas. Adanya siptom jasmani yang mencakup : tidur, nafsu makan, dan tingkat energi.

2. Aspek Psikologis
Adanya pengalaman penginderaan dan persepsi yang tidak normal ( pengalaman traumatis ) .
Adanya penyimpangan dalam proses kognitif / distorsi kognitif. adanya emosi yang terganggu.
dan keadaan Distres / kesedihan yang mendalam sehingga dapat menimbulkan tingkahlaku maladaptif.

3. Aspek Sosiokultural 
Yaitu bentuk pelanggaran normal sosial. sebagai contoh mengganggu atau sampai menyakiti orang lain.  


referensi :
 Akbar, Zarina . 2012. Bahan Ajar Slide Power Point Psikologi Abnomal: Pendekatan Historis Abnormal-Materi I. Psikologi UNJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar