Sabtu, 25 Februari 2012

Analisis Kasus Ryan Jombang

Riwayat Kasus Ryan Jombang : 

Very Idham Henyansyah alias Ryan, 34 tahun adalah seorang pria asal Jombang, Jawa Timur yang merupakan pelaku pembunuhan berantai (mutilasi) di Jakarta dan Jombang yang terungkap pada tahun 2008. Ryan diduga mengalami gangguan seksual dan gangguan jiwa oleh khalayak umum berdasarkan berita di televisi.
Very Idham Henyansyah

Ryan merupakan bungsu dari dua bersaudara, kakak Ryan yang bernama Mulyo Wasis (44) merupakan saudara sekandung satu ibu namun lain ayah. Sewaktu kecil Ryan lebih sering hidup pisah dengan orang tuanya dan tinggal di pesantren. Menginjak bangku SMP, perilaku Ryan mulai berubah, ia lebih sering melakukan kegiatan yang dilakukan oleh perempuan kebanyakan, seperti menari, menyanyi, dan berdandan. Di seolahnya Ryan juga lebih sering bergaul dan memiliki banyak teman perempuan. Ryan dikenal cerdas, pandai bergaul, cekatan.
Menginjak bangku SMA, Ryan sempat menduduki sekolah favorit di Jombang tetapi menurut teman-temannya perilaku Ryan kian labil. Tidak sampai satu bulan, Ryan pindah ke SMA yang lain dan tidak bertahan lama. Akhirnya Ryan memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Dan disanalah kehidupan Ryan sebagai homoseksual mulai tampak terlihat jelas.
Pertama kali Ryan menginjakkan kaki di Jakarta, Ryan mulai bergaul dengan kalangan homoseksual menengah ke atas. Ryan merasa dirinya lebih diterima di kalangan homoseksual tersebut. Di Jakarta Ryan hidup berpindah-pindah , dari kamar kosan hingga apartemen mewah.
Investigasi Kasus Pembunuhan
Menurut pengakuan Ryan, korban pertamanya adalah Guruh Setiyo Pramono (27). Guruh di bunuh oleh Ryan dengan menggunakan benda keras yang di pukulkan ke kepala Guruh, lalu di mutilasi oleh Ryan. Jasad Guruh yang telah di mutilasi lalu di kuburkan di halaman belakang (kolam ikan) rumah orang tua Ryan di Jombang. Ryan mengaku menyesali perbuatannya , ia menyesal karena telah kehilangan kolam ikannya tepat ia biasa berlama-lama disana.
Di tepian kolam dan rerimbunan pohon bambu itu , ia biasa menumphakan segala kerisauan, kekesalan, mimpi-mimpi dan harapannya, bahkan teriakan tangisannya dengan bebas.  Sejak kecil Ryan memang suka memelihara ikan-ikan dan suka berbicara sendiri dengan ikan-ikannya, “jelas Wasis kakak Ryan.

Awal Kasus
Menurut penjelasan Wasis, kakak Ryan perilaku Ryan berubah ketika Ryan duduk di bangku SMP. Suatu hari, usai bertamasya ke pantai selatan Jatim dengan teman-temannya. Ryan bercerita kepada Wasis, dia mendapat boneka kencana dari Ratu Pantai Selatan. Ryan mendapat bisikan dari sang ratu agar menjadi menantunya , namun Ryan menolak. Kata Ryan, jika dirinya menerima permintaan sang Ratu, itu artinya Ryan akan mati. Sebulan kemudian, Ryan mengaku bonekanya hilang. Setalah kejadian itu perilaku Ryan banyak berubah. Dia lebih sering menekuni kegiatan keputrian seperti menari dan bersolek. Perilakunya pun seperti perempuan. Saat sedang marah, Ryan sering menghancurkan atau merusak hapir seluruh isi rumah dan duduk di tepian kolam ikannya.  

Analisa kasus Ryan berhubungan dengan Abnormalitas : 

Melihat kasus di atas, saya akan mencoba memaparkan pendapat saya mengenai kasus Ryan berhubungan dengan psikologi abnormal.
Dari data yang di peroleh pada kasus tersebut, menurut saya Ryan dapat di katakan sebagai individu yang memiliki hambatan dan gangguan psikologis . Hal tersebut dapat dilihat dari masa kecil Ryan yang lebih sering menyendiri dan tinggal tidak bersama orang tuanya. Hal tersebut mungkin saja disebabkan karena ayah Ryan yang semestinya menjadi figur contoh untuk Ryan telah meninggal saat Ryan masih kecil. Ibu Ryan yang memutuskan untuk menikah lagi, yang mungkin saja membuat Ryan merasa tidak nyaman dengan ayah angkatnya sehingga Ryan lebih sering memilih pisah dengan orang tuanya dan hidup di pesantren. Menurut teman-teman dan kakak angkat Ryan, Ryan adalah seorang pribadi yang cerdas, cekatan, dan pandai bergaul. Namun sayangnya Ryan, merasa tidak memiliki teman bercerita ataupun teman yang dapat di percayanya yang membuat dia lebih memilih untuk berdiam diri di kolam dan mengobrol dengan ikan-ikan kesayangannya saat dia merasa sedih, bahagia, marah, dsb. Kehilangan sosok ayah yang seharusnya menjadi figur contoh, membuat Ryan lebih merasa nyaman ketika bersama dengan teman-teman perempuan di banding laki-laki. Ryan jadi lebih senang melakukan kegiatan yang di lakukan perempuan seperti menari, menyanyi, dan berdandan.
Karena gangguan yang di alami Ryan tersebut , Ryan menjadi kurang di terima oleh lingkungan sekitarnya dan membuat Ryan lebih menarik diri dari lingkungannya di Jombang. Namun hal itu berubah saat Ryan pindah ke Jakarta, ia merasa sangat di terima setalah ia bergabung dengan kelompok homoseksual di Jakarta, bahkan Ryan masuk ke dalam kelompok menangah ke atas. Di kelompok tersebut Ryan memiliki kekasih yang bernama Noval, dan tampaknya Noval adalah sosok yang sangat di sayangi Ryan dan seakan akan bisa menjadi figur ayah yang dirindukan Ryan. Karena Ryan sangat menyanyangi kekasihnya, Ryan jadi sangat posesif dan mudah marah jika ada salah seorang dari kelompoknya ingin berhubungan dengan pacarnya tersebut. Dan hal itulah yang membuat Ryan sulit untuk mengontrol dirinya, memulai melakukan pembunuhan dan memutilasi korban-korbannya. Dan menurut saya, Ryan memutilasi dan mengubur korbannya karena Ryan takut disalahkan atas perbuatannya dan mencoba menghilangkan jejak atas semua perbuatannya itu.  
 
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat di simpulkan bahwa Ryan masuk ke dalam Abnormal, karena memnuhi 3 kriteria abnormal yang ada.

 

referensi :

http://nasional.kompas.com/read/2008/07/25/05305117/di.kolam.ikan.ryan.mengubur.dendam.dan.kenangan.pahit

Akbar, Zarina . 2012. Bahan Ajar Slide Power Point Psikologi Abnomal: Pendekatan Historis Abnormal-Materi I. Psikologi UNJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar